Posts Tagged ‘TI’

“Taufik bin Masyriqon, takhrij wa dirasah yudisium Jayyid”

Itulah salah satu penggalan dari prosesi wisuda sarjana ke-6 di Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darussunnah. Sebelumnya perlu diketahui, bahwa Darussunnah adalah sebuah lembaga yang bisa dibilang pesantren mahasiswa yang berlokasi di Kawasan Ciputat yang berdekatan dengan UIN Jakarta, yang di pengajarannya memfokuskan diri pada penguasaan mahasantri terhadap hadis Nabi dan ilmu hadis serta berbagai ilmu lainnya sehingga para mahasantri yang sudah lulus dan mendapat gelar Lc (liscense) kelak dapat melestarikan eksistensi hadis nabi sebagai salah satu sumber bagi syariat Islam. Darussunnah dipimpin oleh seorang ahli hadis asal Pekalongan Jawa Tengah, Prof. Dr. H. Ali Mustafa Ya’kub yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta.

Lalu apa hubungannya dengan si Taufik, mahasiswa kuliah umum-agama dan lainnya? Sekedar tahu, Darussunnah adalah sebuah pesantren mahasiswa yang mengajarkan hadis dan ilmu-ilmu agama lainnya yang sumbernya berasal dari literatur kitab-kitab arab dan pengajaran sehari-harinya menggunakan bahasa arab. Dan Darussunnah itu para mahasantrinya adalah kebanyakan adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Sekarang, darusunnah yang notabenenya adalah pesantren , tentunya akan lebih didominasi oleh para mahasiswa yang bergelut di bidang agama–atau bisa dikatakan mengambil jurusan agama-, dan ini memang tidak dapat dipungkiri karena UIN Jakarta adalah universitas yang mempunyai notabene sebagai universitas Islam yang memiliki banyak jurusan agama didalamnya. Sekarang hubungannya dengan si Taufik ini adalah, bahwa si Taufik ini merupakan salah satu mahasantri Darussunnah yang sudah lulus diwisuda disana. Si Taufik ini adalah mahasiswa UIN Jakarta yang mengambil jurusan Teknik Informatika (TI) di Fakultas Sains dan Teknologi. Lalu apa yang aneh? Seperti yang sudah banyak diketahui, bahwa pesantren itu banyak didominasi oleh orang-orang yang bergelut atau punya kemampuan di bidang ilmu agama (catat: nahwu, sharaf, fiqih dsb). Tapi Taufik adalah mahasiswa jurusan umum yang bisa belajar di Darussunnah dan akhrnya bisa lulus dan mendapat gelar Lc (liscense) dari Darussunnah. Ini menandakan masih ada orang yang dapat menguasai ilmu umum dan juga ilmu agama. Dan Taufik adalah mahasantri dari jurusan umum yang lulus di Darussunnah. Sebelumnya sudah banyak mahasantri lulusan Darussunnah tapi mayoritas dari mereka adalah para mahasiswa dari jurusan agama. Ini tidaklah aneh.

Dan fenomena Taufik ini masih terus berjalan, karena di Darussunnah sekarang masih dan sudah ada mahasiswa yang menuntut ilmu di Darussunnah yang merupakan mahasiswa yang mengambil jurusan umum. Dan mereka adalah Edo Abdullah Faqih (Mahasiswa Semester 7 Jurusan Matematika-MIPA, Fakultas Sains dan Teknologi), Amirul Mu’minin (Mahasiswa Semester 5 Fakultas Psikologi) –dan sekarang Amir ini di Darussunnah menjabat sebagai Ketua Ikatan Mahasantri Darussunnah yang merupakan “BEM” di Darussunnah- , Muhammad Lutfi (Mahasiswa Semester 5 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial), Muhammad Zidni Naf’an (Mahasiswa Semester 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi), Neneng Bisyaroh (Mahasiswa Semester 3 Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan) dan terakhir Ahla Aulia (Mahasiswa Semester 1 Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial). Mereka adalah para mahasiswa umum yang juga menuntut ilmu hadis di daruussunnah. Di siang hari mereka menuntut ilmu umum dan bekutat dengan teori serta rumus sedangkan di pagi dan malam hari mereka mengkaji hadis Nabi Muhammad SAW. Hal ini adalah sebuah fenomena kecil yang terjadi di dunia pendidikan, karena tidaklah banyak orang yang dapat menguasai dua bidang ilmu yang berbeda. Sehingga dengan adanya orang-orang seperti ini, Indonesia akan memiliki putra putri bangsa yang dapat menguasai bidang ilmu umum dan agama secara besamaan sehingga dapat memajukan negeri serta agamanya.

Dan terakkhir, harapan yang terbersit di hati semoga kita menjadi orang-orang yang seperti dikatakan Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya’kub, menjadi orang yang pinter dan bener. Pinter mengamalkan ilmunya (baik agama maupun umum) dan bener dengan berpegang teguh terhadap ilmu agama yang dimiliki. Dan semoga doa yang dipanjatkan nabi kepada sahabat Abdullah bin Umar selalu menyertai. Amin.

Allâhumma Faqqihnâ Fi al-Dîn Wa’allimnâ al-Ta’wîl

Wallâhu A’lam.[]